KOMPAS.com - Kamu pasti pernah melihat orang melakukan aktivitas, seperti menulis atau dengan menggunakan tangan kiri.
Biasanya dikenal sebagai orang kidal. Jumlah orang kidal di dunia tidak begitu banyak.
Orang kidal masih dianggap hal aneh oleh kebanyakan orang. Hal itu yang membuat banyak orang kidal minder.
Tahukah kamu mengapa orang bisa kidal?
Dikutip dari Wonderpolis, kidal kadang-kadang disebut juga sinitralitas. Di mana lebih suka menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan untuk kegiatan rutin.
Menurutnya kidal dipengaruhi oleh faktor genetik atau warisan secara turun temurun. Karena para ilmuwan telah memperhatikan bahwa kidal cenderung berjalan dalam keluarga.
Diasumsikan bahwa kidal memiliki komponen genetika, dengan kata lain kidal dilahirkan seperti itu.
Baca juga: 9 Fakta tentang Tangan Kidal, Tubuh Atletis hingga Kecenderungan Gay
Pada 2007, para ilmuwan menemukan gen yang tampaknya terkait dengan kidal. Mereka meneliti dengan cepat menunjukan bawah masalah yang komplek dan belum ada kesimpulan yang bisa dicapai.
Para ilmuwan terus mempelajari kidal. Beberapa percaya bahwa melihat kidal sebagai pertanyaan baik kanan atau kiri. Mereka ada yang menganggap kidal sebagai spektrum.
Dilansir Live Science, para peneliti Universitas Northwestern menilai jika kidal dipengaruhi oleh sebagian genatik dan sebagian lingkungan.
Kembar identik yang memiliki gen yang sama persis, tidak selalu berbagi kewenang-wenangan.
Sebuah studi baru menunjukan bahwa sebuah studi baru menunjukkan bahwa kidal jarang terjadi karena keseimbangan antara kerja sama dengan kompetisi dalam evolusi manusia.
Para peneliti Universitas Northwestern melaporkan bahwa kerjasama tingkat tinggi bukan sesuatu yang aneh atau menyeramkan. Tapi memainkan peran kunci dalam kelangkaan kidal.
Para peneliti mengembangkan model matemetika yang menunjukkan persentase kidal yang rendah adalah hasil dari keseimbangan antara kerjasama dan kompetisi dalam evolusi manusia.
Baca juga: Benarkah Orang Kidal Lebih Kreatif?
Mereka menggunakan data dunia nyata dari olahraga untuk menguji dan mengonfirmasi hipotesis bahwa perilaku sosial terkait dengan tingkat penulisan pada tingkat populasi.