Jika Pernikahan Gagal, Anis Tanggung Hidup Szilvia Dua Tahun - Halaman all - Tribunpontianak.co.id

Asmara Presiden PKS dan Gadis Hongaria

Jika Pernikahan Gagal, Anis Tanggung Hidup Szilvia Dua Tahun

Jika pernikahan gagal, Anis Matta akan menanggung biaya hidup Szilvia selama dua tahun.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
NET
Anis Matta bersama istri pertama, Anaway Iriani Mansyur, dan ketujuh anak mereka. Dari pernikahannya dengan Szilvia Fabula, Anis dikaruniai tiga anak lagi. 

Ingin Baca Bagian I, KLIK DI SINI.

Ingin Baca Bagian II, KLIK DI SINI.

Ingin Baca Bagian III, KLIK DI SINI.

Ingin Baca Bagian IV, KLIK DI SINI.

Ingin Baca Bagian V, KLIK DI SINI.

Bagian VI

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Bagaimana kelanjutan kisah asmara antara Presiden PKS Anis Matta dengan istri keduanya, Szilvia Fabula? Politisi PKS, Fahri Hamzah, mengungkapnya lewat ratusan tweet di jejaring sosial Twitter.

Terlepas dari anggapan sebagian orang bahwa upaya Fahri mengungkap poligami Anis Matta merupakan bagian dari strategi pencitraan PKS dan Anis Matta sendiri, namun ada bagian tentang sisi humanis dari rangkaian tweet Fahri itu yang tetap menarik untuk dibaca.

Berikut ini lanjutan kicauan Fahri yang menjabaw Wakil Sekjen DPP PKS ini di Twitter.

Szilvia Fabula, gadis Hongaria yang jatuh cinta kepada Anis Matta dan ingin mengarungi bahtera rumah tangga bersama, pada awalnya mendapat tantangan keras dari Anaway, istri pertama Anis Matta.

Kata-kata yang merupakan pertanyaan dari Anaway disebutnya terlalu keras, malah menjurus ke intimidasi. Tapi, Szilvia bersabar menghadapi semua ujian itu.

Kesabaran Szilvia dalam menghadapi Anaway akhirnya berbuah manis. Anaway akhirnya yakin bahwa Szilvia memang benar- benar jujur dalam Islam dan cintanya kepada Anis Matta.

"Anaway bahkan jatuh hati kepada Szilvia dan merasa tidak berhak mencegahnya masuk dalam kehidupan mereka," tulis Fahri.

Selain itu, Anaway beranggapan ini pada akhirnya adalah dakwah. Szilvia sudah masuk Islam dan mereka harus membantunya menjadi Muslimah yang baik. Dan, jika perkawinan adalah jalan dari-Nya, Anaway bersedia berkorban untuk itu semua. Itu adalah pertanggungjawaban moral.

"Saya harus mengakui bahwa heroisme Anaway-lah yang memungkin jalan perkawinan ini jadi lebih mudah. Tak terbayang jika tidak," kata Fahri.

Adapun Anis Matta, melihat kedua perempuan itu melunak, dia terus melaksanakan shalat Istikharoh. Dia ingin mantap betul.

Hingga akhirnya, pada akhir Desember 2005, Anis Matta berkunjung untuk kedua kalinya ke Hongaria dan bertemua dengan keluarga Szilvia.

"Yang menarik, aku dengar kakek Szilvia menyuruh Anis Matta membaca Alquran. Konon mereka terkesan dengan Utsmani," demikian tweet Fahri.

Setelah semua komunikasi itu selesai, termasuk komunikasi dengan Anaway tuntas, Anis Matta meminta pendapat sahabatnya-sahabatnya.

"Apalah yang bisa kami buat. Kawan ini kalau melangkah 'kan gak pernah sembarangan. Paling-paling kami ngecek prosedur. Apakah ini sudah legal dan prosedural," ujar Fahri.

Dan, Anis Matta telah melakukan semua proses itu: istikharah dan musyawarah. Ini pasti bukan cinta yang biasa. Apa yang sebelumnya tidak bisa dibayangkan, mulai tampak seperti mungkin terjadi, karena hati telah lembut.

Cinta mereka jadi besar karena ada Anaway yang heroik dan lapang dada, ada Szilvia yang jujur dan sabar, serta Anis Matta yang persuasif.

Saat menulis ratusan kicauan di Twitter, Fahri Hamzah sedang melaksanakan ibadah Umrah di Tanah Suci. "Di sela-sela zikir di Baitullah, di Tanah Suci, aku dengan niat baik menulis pernikahan Jen dan istrinya, Szilvia," kicaunya.

"Aku ingin bersaksi bahwa kisah ini bukan fiksi. Ini kisah nyata. Tentang orang-orang yang meyakini takdir," Fahri meyakinkan.

Fahri kemudian melanjutkan ceritanya. "Akhirnya mufakat tercapai antara Anaway, Szilvia, dan Jen. Cinta ini harus dibawa ke pelaminan. Mereka bertiga merasa mantap untuk melangkah lebih jauh, waktu untuk saling mengenal rasanya sudah cukup," tulisnya.

Szilvia dalam dialognya menyampaikan keinginannya melihat Indonesia. Juga ingin belajar Islam di sini. Tapi, baru setelah kunjungan ketiga ke Budapest, Anis Matta mengizinkan Szilvia datang ke Jakarta.

Mengantisipasi semua kemungkinan, Anis Matta mengajukan sebuah kesepakatan yang tidak akan merugikan siapapun di kemudian hari. Szilvia diberi kesempatan untuk berkunjung ke Jakarta selama dua pekan, dan selama itu Szilvia adalah tamu, dan hanya tamu.

Szilvia diminta bertemu dengan istri, anak-anak, ayah, ibu, dan keluarga Anis Matta, serta merasakan kehidupan umum di Indonesia.

Jika dalam masa dua pekan itu mereka bertiga sepakat untuk lanjut, maka pernikahan itu bisa dilaksanakan saat itu juga. Jika salah satu pihak tidak setuju, khususnya Szilvia atau Anaway, maka Szilvia akan kembali ke Budapest seperti tak pernah ada apa-apa.

"Waktu itu aku tahu, salah satu opsinya, jika gagal dan Szilvia kembali ke Budapest, maka risiko ditanggung Jen. Dia akan menanggung biaya hidup selama dua tahun (bukan dua bulan) sesuai dengan jumlah pendapatan Szilvia saat itu," ujar Fahri.

"Itu karena Szilvia meninggalkan pekerjaannya, bahkan mendapatkan tawaran pekerjaan baru yang jauh lebih baik. Saya mendengar sebuah perusahaan mobil di Eropa menawarnya dengan gaji 4 kali gaji lamanya. Tapi, di sudah bulat menemui Anis Matta," tulis Fahri.

Akhirnya, semua sepakat dan semua deal disetujui. Tinggal melaksanakan sesuai rencana mereka bertiga.

"Tapi, ada satu hal yang belum disampaikan dan belum selesai. Yaitu soal izin dari Ketua Majelis Syuro. Masih ingat 'kan soal permintaan izin yang ditolak pada tahun 2002? Kan belum ada izin baru. Lalu bagaimana caranya?" kicau Fahri. (bersambung)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved