2 Kelurahan di Banyuwangi Terjangkit Cikungunya, Dinkes Berlakukan KLB
2 Kelurahan di Banyuwangi Terjangkit Cikungunya, Dinkes Berlakukan KLB

2 Kelurahan di Banyuwangi Terjangkit Cikungunya, Dinkes Berlakukan KLB

Eka Rimawati - detikJatim
Jumat, 19 Apr 2024 11:49 WIB
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat saat diwawancara di kantornya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat saat diwawancara di kantornya. (Foto: Eka Rimawati/detikJatim)
Banyuwangi -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi memberlakukan Kejadian Luar Biasa (KLB) cikungunya di dua kelurahan, Kecamatan Kota Banyuwangi. Pemberlakuan ini usai kejadian puluhan warga di kelurahan tersebut terjangkit cikungunya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, dua kelurahan itu berada di Singotrunan dan Kertosari. Di Kelurahan Kertosari, total ada 19 suspect dan 6 positif cikungunya. Kemudian, di Singotrunan ada 21 suspect dan 14 orang yang positif cikungunya.

"Dengan adanya kasus ini, maka masuk KLB tapi lokal tingkat kecamatan, karena kecamatan lain tidak ada," kata Amir, Jumat (19/4/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amir menjelaskan, cikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Berbeda dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyebabkan kematian, cikungunya tidak demikian.

Ciri-ciri bila terkena penyakit ini adalah demam disertai nyeri sendi yang membuat penderitanya sulit menggerakkan persendian menyerupai lumpuh.

ADVERTISEMENT

"Sembuhnya sekitar 1 sampai 2 minggu. Seharusnya ada pengobatan, tapi kalau staminanya bagus bisa sembuh dengan sendirinya. Untuk warga yang terjangkit, kemarin sudah kita periksa dan sudah kita berikan obat," tambah Amir.

Amir mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Upayanya adalah dengan masif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas yang tersebar di Banyuwangi untuk turut aktif terlibat pencegahan.

"Kami juga meminta puskesmas memastikan kalau ada yang bergejala klinis segera dilakukan rapid test," pungkasnya.

(hil/dte)