UKBI - Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

Apa itu UKBI?

Untuk menyetarakan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa besar di dunia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengembangkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI merupakan tes standar untuk mengetahui tingkat kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia. Sebagai bahasa modern yang multifungsi dan memiliki jumlah penutur besar, bahasa Indonesia harus memiliki sarana evaluasi kemahiran berbahasa penuturnya. Tanpa menafikan peran wahana lain, UKBI memiliki fungsi yang sangat strategis, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia serta penggunaan dan pengajarannya, tetapi juga untuk memupuk sikap positif dan rasa bangga bangsa Indonesia terhadap bahasanya.

Penggunaan UKBI di masyarakat diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar kemahiran Berbahasa Indonesia.Hak cipta UKBI tertuang dalam Surat Pendaftaran Ciptaan Kementerian Hukum dan HAM Nomor 023993 dan 023994, tanggal 8 Januari, tahun 2004 dan telah diperbarui pada tahun 2011 atas nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (Sebelumnya tidak disebut atas nama apa).

Apakah itu UKBI Adaptif?

UKBI Adaptif merupakan tes yang dilaksanakan secara daring untuk mengukur tingkat kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi sesuai pemeringkatan hasil UKBI yang ditentukan.

Apa karakteristik khusus UKBI Adaptif?

Setiap peserta akan mendapatkan jumlah soal dan waktu uji yang berbeda sesuai dengan estimasi kemampuannya. Misalnya, saat peserta mengikuti Seksi I Mendengarkan, pada tahap awal peserta uji akan mengikuti satu teslet uji yang berisi lima butir soal. Jawaban peserta atas lima butir soal tersebut akan menentukan jenis teslet uji selanjutnya yang akan diterima peserta uji, apakah dilanjutkan dengan karakteristik soal yang lebih mudah, setara, atau lebih sulit. Pada saat peserta uji berada dalam jenjang teslet yang setara secara berturut-turut selama dua kali, tes berhenti untuk peserta uji yang bersangkutan. Jumlah optimal teslet uji yang dikerjakan peserta adalah 9 teslet pada Seksi I Mendengarkan dengan waktu maksimal 30 menit.

Setelah peserta uji selesai mengikuti Seksi I Mendengarkan, secara otomatis peserta uji akan beralih ke Seksi II Merespons Kaidah. Pola sebagaimana pada Seksi I pun akan berlaku pada Seksi II. Hasil jawaban peserta uji pada teslet uji pertama akan menentukan jenis soal yang akan dikerjakannya selanjutnya. Waktu maksimal peserta uji pada mengerjakan soal Seksi II Merespons Kaidah adalah 25 menit dengan jumlah teslet optimal 5 teslet.

Setelah berhenti pada teslet uji tertentu pada Seksi II Merespons Kaidah, peserta uji akan secara otomatis beralih ke Seksi III Membaca. Pola sebagaimana pada Seksi I dan II pun berlaku pada Seksi III. Jumlah optimal teslet uji yang dikerjakan peserta adalah 9 teslet pada Seksi III Membaca dengan waktu maksimal 45 menit. Berikut contoh gambaran desain uji yang akan terjadi saat UKBI Adaptif berlangsung.

Penjelasan tentang proses yang dilalui peserta mungkin tampak lebih rumit daripada yang akan dirasakan pada saat mengikuti UKBI Adaptif. Karena segala sesuatu berjalan dengan otomatis, setiap peserta tidak akan menyadari proses yang berlangsung berdasarkan algoritma komputer tersebut. Peserta cukup berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan soal yang tersaji dengan apik lalu bersiap mendapatkan sertifikat digital yang secara otomatis pula akan dikirim melalui pos-el atau melalui akun peserta dalam aplikasi. Sertifikat akan ditandatangani oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Selamat menguji diri. Teruji lebih terpuji. Teruji UKBI Bukti Cinta NKRI.