HAIJAKARTA.ID – Hari Keluarga Internasional yang diperingati setiap tanggal 15 Mei adalah kesempatan sempurna untuk mempererat hubungan dan menciptakan momen berharga bersama keluarga.

Dalam kesibukan sehari-hari, sering kali kita lupa meluangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan orang-orang tercinta.

Merayakan Hari Keluarga Internasional bisa menjadi momen istimewa untuk berbagi kasih sayang dan kebahagiaan dengan keluarga.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menonton film-film keluarga yang sarat makna dan pesan moral.

Film-film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang cinta, pengorbanan, dan kebersamaan.

11 Rekomendasi Film Terbaik yang Cocok Dinikmati di Hari Keluarga Internasional 2024

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi film keluarga yang cocok dinikmati dalam peringatan Hari Keluarga Internasional 2024:

1. Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang

“Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang” adalah film keluarga karya Angga Dwi Sasongko yang merupakan lanjutan dari film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (NKCTHI). Film ini berfokus pada karakter Aurora, anak tengah yang diperankan oleh Sheila Dara.

Aurora menjalani studi master di London, Inggris, dan menghadapi berbagai masalah, termasuk kesulitan menyelesaikan studinya dan konflik percintaan.

Ketika Aurora merasa terpuruk, kakaknya Angkasa (diperankan oleh Rio Dewanto) dan adiknya Awan (diperankan oleh Rachel Amanda) datang ke London untuk mendukungnya.

Film ini menggambarkan konflik yang muncul dari perbedaan pandangan antara saudara, namun kasih sayang dan pengertian akhirnya menyatukan mereka kembali.

“Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang” berhasil menyentuh emosi penonton dengan balutan drama keluarga, romantisme, dan persahabatan.

Kisah Aurora yang merupakan anak tengah sangat menggugah hati mereka yang merasakan posisi serupa dalam keluarga.

2. Keluarga Cemara

“Film Keluarga Cemara” menceritakan tentang kehidupan keluarga Abah (Ringgo Agus Rahman) yang awalnya hidup serba berkecukupan tetapi kemudian jatuh miskin.

Abah, bersama istrinya dan anak-anaknya, terpaksa pindah ke rumah tua peninggalan keluarga dan menjalani kehidupan sederhana.

Mereka harus menghadapi berbagai konflik karena perubahan drastis dalam gaya hidup mereka.

Film ini menggambarkan bagaimana nilai-nilai keluarga, cinta, dan kebersamaan dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit.

3. Cek Toko Sebelah

“Cek Toko Sebelah” adalah film keluarga karya Ernest Prakasa yang dirilis pada 2016.

Film ini mengisahkan kehidupan sehari-hari keluarga keturunan Tionghoa yang menjalankan bisnis toko sembako.

Koh Afuk (Chew Kin Wah) yang mulai sakit-sakitan meminta anak bungsunya, Erwin (Ernest Prakasa), untuk mengambil alih toko, yang menimbulkan konflik dengan anak sulungnya, Yohan (Dion Wiyoko).

Film ini menampilkan drama sederhana yang sering terjadi dalam keluarga, seperti persaingan antar saudara dan tanggung jawab keluarga.

4. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

“NKCTHI” menceritakan kisah tiga orang kakak-beradik: Angkasa, Aurora, dan Awan, yang hidup dalam keluarga yang tampak bahagia. Namun, masing-masing anak memiliki masalah mereka sendiri.

Angkasa, sebagai anak sulung, merasa bertanggung jawab untuk menjaga keluarganya meskipun dia sendiri menghadapi masalah.

Aurora, sebagai anak tengah, sering merasa diabaikan karena perhatian lebih diberikan kepada adik bungsunya, Awan.

Awan, di sisi lain, merasa frustrasi dengan perhatian yang berlebihan. Film ini menggambarkan perjuangan mereka dalam menemukan keseimbangan dan kebahagiaan keluarga.

5. Miracle in Cell No.7

“Miracle in Cell No. 7” versi Indonesia mengisahkan Dodo Rozak (Vino G Bastian), seorang pria dengan keterbatasan mental yang sangat menyayangi putrinya, Kartika.

Dodo dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis kecil, yang membuatnya dijebloskan ke penjara dan dijatuhi hukuman mati.

Meski memiliki kecerdasan yang kurang, Dodo berusaha menunjukkan kasih sayangnya kepada putrinya dengan segala cara.

Film ini sangat menyentuh hati dengan tema kasih sayang tanpa syarat antara ayah dan anak di tengah ketidakadilan.

6. Ngeri-ngeri Sedap

“Ngeri-ngeri Sedap” menceritakan tentang keluarga Batak dengan empat anak yang merantau dan sukses dengan karir mereka masing-masing.

Orang tua mereka, Pak Domu dan Mak Domu, sangat merindukan kehadiran anak-anak mereka di kampung halaman di tepian Danau Toba.

Untuk menarik perhatian anak-anaknya, Pak Domu dan Mak Domu berpura-pura bertengkar hebat dan berencana untuk bercerai.

Strategi ini berhasil membuat anak-anak mereka pulang ke rumah, yang akhirnya menyatukan kembali keluarga dalam kehangatan dan kasih sayang.

7. Sabtu Bersama Bapak

“Sabtu Bersama Bapak” mengisahkan seorang ayah (Gunawan) yang divonis mengidap kanker dan hanya memiliki waktu satu tahun lagi untuk hidup.

Sebelum meninggal, ia membuat banyak rekaman video berisi pesan dan nasihat untuk kedua anaknya yang masih kecil.

Setelah Gunawan tiada, sang istri (Itje) menjalankan wasiat suaminya dengan memperlihatkan video-video tersebut kepada anak-anak mereka setiap hari Sabtu.

Film ini menggambarkan bagaimana sosok ayah tetap hadir dalam kehidupan anak-anaknya meskipun secara fisik telah tiada.

8. Ali & Ratu-ratu Queens

“Ali & Ratu-ratu Queens” bercerita tentang Ali (Iqbaal Ramadhan) yang pergi ke New York untuk mencari ibunya yang telah meninggalkannya sejak kecil.

Di sana, ia menemukan kenyataan pahit saat bertemu kembali dengan ibunya.

Namun, Ali mendapatkan keluarga baru yang penuh kasih sayang dari para ibu-ibu di Queens yang ia temui di New York.

Film ini menggambarkan perjalanan emosional Ali dalam mencari cinta dan pengertian.

9. Sejuta Sayang Untuknya

“Sejuta Sayang Untuknya” mengisahkan kasih sayang seorang ayah (Deddy Mizwar) kepada putrinya Gina (Syifa Hadju).

Setelah istrinya meninggal saat melahirkan Gina, sang ayah berjuang merawat dan mendidik Gina meskipun hidup dengan segala keterbatasan.

Film ini menyoroti bagaimana kasih sayang dan perjuangan seorang ayah dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan anaknya.

10. LOSMEN BU BROTO

“LOSMEN BU BROTO” adalah adaptasi dari sandiwara lama yang menceritakan kehidupan keluarga Bu Broto yang mengelola sebuah losmen.

Bu Broto dibantu oleh ketiga anaknya, Mbak Pur, Jeng Sri, dan Tarjo, dalam menjalankan losmen tersebut.

Kehangatan keluarga ini diuji ketika konflik muncul, menggambarkan dinamika keluarga yang penuh kasih sayang namun tidak luput dari masalah.

11. SI DOEL THE MOVIE

“SI DOEL THE MOVIE” melanjutkan kisah dari sinetron “SI DOEL ANAK SEKOLAHAN,” yang berfokus pada dilema cinta segitiga antara Doel, Zaenab, dan Sarah.

Si Doel pergi ke Belanda untuk menemui Sarah dan menemukan bahwa ia memiliki seorang anak laki-laki dari Sarah.

Di sisi lain, Doel telah menikah dengan Zaenab, membuatnya harus memilih antara dua wanita yang dicintainya.

Film ini menampilkan perjalanan emosional Doel dalam menghadapi kenyataan hidup yang rumit.