Jejak Pendidikan Anies Baswedan & Cak Imin: UGM hingga Kampus AS
Jejak Pendidikan Anies Baswedan & Cak Imin: UGM hingga Kampus AS

Jejak Pendidikan Anies Baswedan & Cak Imin: UGM hingga Kampus AS

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 14 Feb 2024 14:30 WIB
Anies dan Cak Imin (dok. YouTube KPU)
Foto: Anies dan Cak Imin (dok. YouTube KPU)
Jakarta -

Pilpres 2024 digelar serentak di Indonesia pada Rabu (14/2/2024). Salah satu pasangan calon yang dapat dipilih yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Anies dan Cak Imin tercatat sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). Bagaimana rekam jejak pendidikan pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 nomor urut 01 ini?

Profil Pendidikan Anies Baswedan

Anies Baswedan tercatat sebagai lulusan SD Laboratori, Yogyakarta. Pria kelahiran 7 Mei 1969 ini melanjutkan pendidikan dan belajar organisasi di SMPN 5 Yogyakarta, Kepustakaan Presiden Perpusnas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak mantan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Rasyid Baswedan dan Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Aliyah ini juga bersekolah di SMAN 2 Yogyakarta. Semasa SMA, ia sempat menjadi Wakil Ketua OSIS dan Ketua OSIS se-Indonesia pada 1985.

Anies semasa SMA juga sempat terpilih sebagai siswa peserta pertukaran pelajar (exchange student) American Field Service (AFS). Di Amerika Serikat, ia belajar budaya dan akademik selama 1 tahun sehingga rampung SMA dalam 4 tahun pada 1989.

ADVERTISEMENT

Di jenjang pendidikan tinggi, Anies kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. Ia sempat tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menjabat Ketua Senat Mahasiswa UGM, dan menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada November 1993 di Yogyakarta.

Anies semasa kuliah juga meraih beasiswa Japan Airlines Scholarship (JAL) Foundation pada 1993 dari lomba tulis tentang lingkungan. Beasiswa ini berupa program kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo bidang kajian Asia.

Usai menikah dengan Fery Farhati Ganis, Anies melanjutkan kuliah S2 di University of Maryland, College Park, Amerika Serikat pada 1997. Ia kuliah magister bidang International Security and Economic Policy.

Anies kemudian meraih gelar PhD dengan beasiswa di Northern Illinois University, Amerika Serikat pada 1999. Ia menulis disertasi tentang otonomi daerah dan pola demokrasi di Indonesia. Di kampus ini, Anies juga mendapatkan beasiswa prestasi dan integritas dalam pengembangan ilmu politik, Gerald S Maryanov Fellow pada 2004.

Anies kelak menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute pada 2005, membidangi analisis kebijakan publik. Ia lalu menjadi sebagai Rektor Universitas Paramadina pada 2007 dalam usia 38 tahun.

Di Paramadina, Anies di antaranya membuat mata kuliah wajib Anti Korupsi. Ia juga membuat Paramadina Fellowship.

Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar juga didirikan Anies pada 2010. Gerakan Indonesia Mengajar ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan guru berkualitas. Pengajar mudanya belajar kepemimpinan dan dikirim mengajar di SD terpencil.

Anies kemudian terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kabinet Kerja 2014-2019. Pada kabinet tersebut, ia salah satu profesional dari 34 menteri.

Riwayat Pendidikan Anies Baswedan

  • TK Masjid Syuhada
  • SD Laboratori Yogyakarta
  • SMP Negeri 5 Yogyakarta
  • SMAN 2 Yogyakarta
  • Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada
  • S2 International Security and Economic Policy, University of Maryland, AS
  • S3 Northern Illinois University, Amerika Serikat

Riwayat Pendidikan Muhaimin Iskandar (Cak Imin)

  • 1976 - SD Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang
  • 1982 - SMP Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang
  • 1985 - MAN I Yogyakarta
  • 1991- S1 FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM)
  • 1998 - 2001 - S2 FISIP Universitas Indonesia (UI)

Jejak Pendidikan Cak Imin

Muhaimin Iskandar (Cak Imin) meniti pendidikan dasar di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, tempat ayahnya, Muhammad Iskandar menjadi guru.

Dikutip dari Jejak Para Pemimpin oleh Hanta Yuda AR dan Tim Poltracking Indonesia, Cak Imin lalu lanjut sekolah di MAN 1 Yogyakarta hingga 1985 sambil mengajar di Pesantren Denanyar Jombang pada 1980-1983.

Pria kelahiran Jombang, 24 September 1966 tersebut kuliah di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UGM. Ia antara lain menjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UGM pada 1990.

Di akhir studi, Muhaimin Iskandar menulis skripsi Perilaku Kapitalis Masyarakat Santri: Telaah Sosiologi tentang Etos Kerja Masyarakat Desa di Jawa Timur, dikutip dari laman Media IPNU. Cak Imin lulus dari UGM pada 1991.

Pindah ke Jakarta, Cak Imin dan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendirikan Lembaga Pendapat Umum (LPU). Lembaga swadaya masyarakat (LSM) tersebut berfokus pada riset politik.

Cak Imin lalu melanjutkan kuliah S2 bidang komunikasi di Universitas Indonesia (UI) sepuluh tahun kemudian. Tesisnya terkait dengan partainya di pemilu, yakni Manajemen Hubungan Masyarakat Partai Kebangkitan Bangsa dalam Pemilu 1999.

Tesis kader NU tersebut meneliti konsep, perencanaan, program, dan pelaksanaan manajemen humas PKB dalam Pemilu 1999. Pada pemilu tersebut, Gus Dur dari PKB dan Megawati Soekarnoputri dari PDIP terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Pada 2017, Cak Imin diberi gelar Doktor Honoris Causa bidang sosiologi politik oleh Universitas Airlangga (Unair). Dr Honoris causa adalah gelar kehormatan yang diberikan perguruan tinggi kepada seseorang yang dianggap berjasa dan berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia tanpa melalui pendidikan akademik doktoral di kampus.

Dikutip dari laman Unair, Cak Imin dianggap berkontribusi dalam bidang sosial dan akademik dengan berbagai aksi sosial dan buku yang telah dihasilkan.

Pemberian gelar Doktor Honoris Causa untuk Muhaimin sempat mendapat penolakan dari kalangan akademisi di lingkungan Unair untuk menjaga marwah dan nama baik universitas, dikutip dari laman Departemen Politik, FISIP Unair.

Pada penganugerahan gelar doktor honoris causa, Cak Imin menyampaikan orasi ilmiah berjudul Mengelola Kebhinnekaan Untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Bangsa. Dalam orasi tersebut, ia menjelaskan perlunya sentuhan dunia pendidikan untuk mengelola kemajemukan bangsa sebagai anugerah Tuhan.



Simak Video "Timnas AMIN Bubar, Cak Imin: Perjuangan Perubahan Tak Boleh Berhenti"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia