Review Film Syriana (2005): Politik itu Unik - Joe Wasia

JW

JW.

Review Film Syriana (2005): Politik itu Unik.

Review Film Syriana (2005). Kenapa saya bilang politik itu unik? karena politik itu tidak ada kawan, tidak ada musuh. Politik itu tidak ada kesetiaan. Politik itu seperti sketsa film. Politik itu tentang kepentingan. Politik itu unik.

Sebagai mahasiswa hubungan internasional rasanya kurang afdol kalau bahas permasalahan internasional politik tanpa mengquote Hans Morgenthau.

“International politics, like all politics, is a struggle for power”

Hans Morgenthau

Tapi ya saya gak akan bahas politik internasional disini ya, hanya akan memberikan bagaimana politik internasional ini didasari dari film ini. Ya film ini ngingatin saya kembali tentang kuliah saya, hehe.

Syriana ini film tahun 2005, tapi melihat zaman sekarang ini serasa film ini sudah meramalkan apa yang terjadi tentang politik di timur-tengah. Film ini fiksi ya, tetapi didasarkan kisah nyata tentang bagaimana politik internasional ~ politik kepentingan.

While inspired by a non-fiction work, this motion picture and all of the characters and events portrayed in it (except for incidental archival footage), are fictional.

Closing Statement Syriana (2005)

Walaupun ada closing statement tersebut, namun sepertinya film ini bisa dikatakan terinspirasi dari perang Irak. Perang Irak sendiri dimulai pada tahun 2003 dan berakhir tahun 2011.

Di film ini ada empat cerita yang pada akhirnya nanti saling terhubung dalam film Syriana ini. Pertama adalah perjalanan seorang agen CIA bernama Bob Barnes yang diperankan oleh George Clooney.

Kedua adalah kisah seorang analisis minyak Bryan Woodman yang diperankan oleh Matt Damon. Dalam perjalanannya Bryan Woodman kemudian menjadi konsultas pribadi pangeran Nasir – calon Raja Negara Minyak-.

Ketiga adalah kisah Dean Whitting, seorang pengacara yang dihire untuk mengatasi usaha merger dua perusahaan minyak besar di AS. Keempat adalah kisah seorang pekerja yang harus dipecat akibat dari usaha merger tersebut.

Keempat kisah ini akan menemukan titik terang pada akhir film. Jadi kalau kamu gak suka film yang bikin putar otak, atau alur yang lambat, atau kalau mood kamu lagi malas, maka jangan nonton film ini.

Saya rekomen banget film ini untuk orang awam politik biar tau bagaimana politik itu bekerja. Apalagi tentang isu Timur Tengah – Minyak – dan kapitalis Amerika Serikat.

tl;dr Di film ini menceritakan campur tangan Amerika untuk di Negara Minyak (Negara Fiksi) adalah untuk mendapatkan Minyak dengan harga murah. Amerika bahkan membuat Badan Pembebasan Negara Minyak agar tujuan tersebut bisa tercapai.

Proses pencapain tujuan tersebut lah yang digambarkan dalam film Syriana ini. Yang bikin tambah unik adalah kehadiran China sebagai kompetitor dalam pasar minyak ini.

China siap membeli minyak dari Negara Minyak dengan harga tertinggi. Sementara AS tidak mampu dan tidak mau. Maka dari itu, sebagai investasi jangka panjang mereka melaksanakan operasi Pembebasan Negara Minyak.

Ya kalau di kehidupan nyata, operasi Pembebasan Negara Minyak ini selalu menggunakan alasan demokrasi dan hak asasi manusia. Alasan ini memang paling manjur karena negara timur-tengah masih “konservatif” memegang nilai budaya mereka.

Ditambah lagi dengan sistem “kerajaan” dimana dapat menimbulkan konflik internal antara calon raja nantinya. Lagi, ini adalah politik dan Amerika sangat lihai dalam permainan politik tersebut.

Film ini juga menggambarkan bagaimana kekuatan teknologi militer AS. Hanya dengan drone mampu melumpuhkan musuh dalam sekejap.

Kalau zaman dulu perangnya tatap muka, mungkin dimasa depan udah perang pakai AI dan kontrol jarak jauh lagi ya.

Sepertinya review film ini lebih berat dari review2 saya sebelumnya. Jadi sebagai refreshing, yuk nonton video dibawah ini tentang parodi Amerika Serikat dan minyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *