Dari Ifah Tentang Ibu Yoyoh, Perempuan Kebanggaan Semua (PKS) - DPD PKS Kab. Sinjai

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 23 Mei 2011

Dari Ifah Tentang Ibu Yoyoh, Perempuan Kebanggaan Semua (PKS)

Sederhana, kharismatik dan berwibawa adalah sosok yang melekat dari beliau yang kami kenal. Beliau adalah perempuan tangguh, yang tak pernah mengenal kata menyerah. Satu dari banyak perempuan tangguh di Indonesia dan tentunya di partai kebanggaan kita PKS. Aktivis sejak masih remaja. Beliau termasuk penggagas revolusi jilbab di tahun 1995 dan undang-undang Pornografi di tahun 2008. Seorang perempuan yang sukses di dunia publik dan domestik, salah satu dari aleg muslimah. Istri Solehah yang Insya Allah dijanjikan syurga, ibu dari 13 orang anak, kartini di jaman reformasi. Beliau adalah Ibu Yoyoh Yusroh atau lebih dikenal dengan ustadzah Yoyoh.

Perkenalan pertama saya dengan ibu Yoyoh (begitu panggilan akrab kami) adalah sebuah kejutan besar, ketika saya dan teman-teman di korpus PII Wati mengadakan sebuah acara Talk show tentang Pendidikan berkarakter di Meneg PP dan beliau adalah salah satu dari pembicaranya. Satu persatu dari kami bersalaman dan memperkenalkan diri kepada beliau. Kesan pertama saya pada saat itu terkejut sekaligus terkesan karena di tengah jadwal yang begitu padat, beliau masih bisa meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dengan kami. Kalimat beliau yang paling kami ingat adalah “pendidikan anak dan keluarga ditentukan dari sosok seorang ibu, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak”.
Sejak saat itu Pertemuan dengan beliau lebih intensif, terutama ketika saya dan teman-teman korpus PII Wati membicarakan tentang RUAPP. Pertemuan-pertemuan lainnya saat silaturrahim dengan Perhimpunan KB PII. Yang paling sering ketika beliau menjadi pelanggan setia saya, hampir setiap sore apalagi kalau lagi musim hujan dia selalu memesan bakso saya (waktu masih dijakarta, saya dan teman punya kedai Bakso, di samping kompleks DPR RI di Kalibata) dan ketika saya sudah tidak berjualan lagi beliau masih menelpon saya untuk memesan bakso.

Yang paling berkesan ketika detik-detik terakhir pengesahan UUP di tahun 2008 yang lalu, waktu itu Pansus RUUP DPR RI termasuk ibu Yoyoh melakukan pertemuan dengan beberapa ormas (termasuk dari PP SALIMAH, KORPUS PII Wati, MTP, KAMMI, dan aktivis feminis) yang pro kontra terhadap RUUP, pertemuannya di Meneg PP. Kami dan beberapa ormas-ormas Islam berusaha untuk masuk tapi hanya beberapa orang dari kami yang diperbolehkan, beliau dengan lantang dan tegas mengatakan sampai mati pun kami akan tetap terus memperjuangkan UUP. Dan Alhamdulillah tidak lama dari pertemuan itu akhirnya ketok palu Sidang Paripurna DPR RI mengesahkan UU Pornografi.

Terakhir saya melihat beliau di TVRI dalam sebuah acara yang dipandu oleh Neno Warisman. Beliau bercerita tentang Palestina, muslimah palestina yang lagi giat menghafal Al qur’an hanya dalam waktu yang relatif singkat, yang selalu saya ingat ketika Neno Warisman bertanya kepada beliau, Apa sih Tips Ibu kok bisa semangat seperti ini dan tetap bugar? Beliau menjawab bahwa beliau memang selalu memperhatikan kesehatannya dan keluarga, minum habbatussaudah, hindari penyedap, dan pengawet, dan dia sangat suka sekali dengan sate kambing. Karena menurut beliau sate kambing itu bagus untuk ibu menyusui dan sampai saat ini, pesan-pesan beliau senantiasa saya berusaha untuk menerapkan dalam kehidupan pribadi saya, keluarga dan masyarakat.


Dan hari itu saya mendengar berita yang sangat memilukan, badan saya merinding, napas tiba-tiba sesak, saat mendengar berita kepergian ibu yang terasa begitu cepat meninggalkan kami karena peristiwa kecelakaan tepatnya pada hari sabtu, 21 Mei 2011, beliau meninggalkan sejuta PR buat kami. Meskipun telah banyak yang telah engkau torehkan buat keluarga, perempuan Indonesia, Palestina, Partai, agama dan Negara. Di alam sana kami yakin engkau sudah dijemput dengan para kekasih Allah, berdampingan dengan orang-orang yang dicintai Allah dan RasulNya, menjadi Bidadari yang dijanjikan Allah. Kami akan melanjutkan perjuanganmu, dan tak pernah melupakan segala pengorbananmu selama ini, dan hanya do’a yang senantiasa mengiringi kepergianmu. Semoga ibu tercatatat sebagai syuhadah, semua pengorbanan dan perjuangan mu tercatat sebagai amal ibadah disisiNya, dan akan ada Ibu Yoyoh Ibu Yoyoh yang lain, yang akan melanjutkan perjuanganmu.
Selamat jalan Ibu...

*Arifah Ummu Hafidz (Staff Bidang Perempuan DPD PKS Kab. Sinjai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Laman