KOMPAS.com - Technische Hoogeschool te Bandoeng yang disingkat TH te Bandoend atau THB adalah perguruan tinggi teknik pertama di Hindia Belanda, dibuka tanggal 3 Juli 1920.
Lama studi di THB adalah empat tahun dengan mendapat gelar insinyur seusai pendidikan.
THS memiliki tiga bagian, yaitu Sipil, Kimia, Mesin dan Listrik.
Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda
Tahun 1918, Dr. Abdul Rivai bersama 14 anggota Dewan Rakyat mengusulkan rencana pembentukan suatu universitas di Hindia Belanda.
Akan tetapi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membangun universitas.
Berdasarkan Hoogeronderwijswet (Undang-Undang Pendidikan Tinggi) Staatsblaad Koninklijk der Nederlanden No. 181 ditetapkan tanggal 6 Juni 1905 dinyatakan bahwa suatu universitas harus memiliki lima fakultas (Pasal 76).
Lima fakultas tersebut adalah Fakultas Teologi, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran, Fakultas Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Sastra dan Filsafat.
Persyaratan tersebut berat karena untuk mendirikan lima fakultas membutuhkan dana yang besar.
Setelah upaya pendirian universitas gagal, muncul Technisch Onderwijs Comissie yaitu suatu Komisi Pendidikan Teknik.
Tahun 1918, satu delegasi dari Indonesia datang ke Belanda, yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha, yang menyokong berdirinya Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch Onderwijs in Nederlandsch-Indie atau KIHTONI di Belanda 30 Mei 1917.
KIHTONI adalah badan yang menyiapkan pendirian Sekolah Tinggi Teknik atau Technische Hoogeschool.
Baca juga: Siapa yang Menciptakan Sekolah?
Pada Sabtu, 3 Juli 1920, jam 09.00 berlangsung upacara pembukaan Technische Hoogeschool te Bandoeng di gedung utama timur.
Acara ini dihadiri oleh para tokoh Hindia Belanda, anggota Raad van Indie, para direktur departemen, anggota Dewan Rakyat, dan berbagai pejabat pemerintah.
Peristiwa pembukaan THB ini menjadi momentum bersejarah yang penuh makna, yaitu dengan berdirinya instansi pendidikan tinggi pertama di Bandung.
Setelah THB resmi dibuka, tanggal 5 Juli 1920 terdapat 28 mahasiswa yang terdiri dari 22 orang Eropa, 2 pribumi, dan 4 orang Tionghoa mulai menjalani pendidikan di sana.