Selasa 21 May 2024 12:11 WIB

Menelusuri Jejak Peradaban Melaui Diorama Saba Kuningan

Diorama Saba Kuningan dapat menjadi wahana bermanfaat bagi masyarakat Kuningan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Diorama Saba Kuningan menghadirkan sejarah perjalanan Kuningan dari masa prasejarah, masa kerajaan, masa kolonialisme/imperialisme, perang kemerdekaan, pembentukan Kabupaten Kuningan dan  Kuningan masa kini. Diorama itu diresmikan pada Senin (20/5/2024).
Foto: Dok Diskominfo Kabupaten Kuningan
Diorama Saba Kuningan menghadirkan sejarah perjalanan Kuningan dari masa prasejarah, masa kerajaan, masa kolonialisme/imperialisme, perang kemerdekaan, pembentukan Kabupaten Kuningan dan Kuningan masa kini. Diorama itu diresmikan pada Senin (20/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN---- Destinasi wisata sejarah kembali bertambah di Kabupaten Kuningan seiring hadirnya Diorama Saba Kuningan. Diorama itu sebagai bentuk arsip sejarah perjalanan Kuningan dari masa prasejarah, masa kerajaan, masa kolonialisme/imperialisme, perang kemerdekaan, pembentukan Kabupaten Kuningan dan  Kuningan masa kini.

Diorama Saba Kuningan terletak di kawasan Perpustakaan Prof Dr Edi S Ekadjati, di Jalan Siliwangi No 216, Kelurahan Purwawinangun, Kabupaten Kuningan. Diorama itu diluncurkan oleh Pemkab Kuningan pada Senin (20/5/2024).

Baca Juga

Diorama merupakan bentuk miniatur tiga dimensi yang menggambarkan suatu peristiwa. Adapun Saba Kuningan, bermaksud “Mengunjungi Kuningan” atau “Kunjungan Sejarah”, dimana kata Saba berasal dari kata kerja Sunda “Nyaba” yang bermaksud kunjungan.

Diorama Saba Kuningan menyajikan representasi visual dari sejarah dan kebudayaan Kuningan. Dengan demikian, masyarakat dapat mengenang perjalanan panjang Kabupaten Kuningan.

Pj Bupati Kuningan Iip Hidajat mengatakan, Kabupaten Kuningan memiliki historis yang panjang. Dia berharap, Diorama Saba Kuningan itu dapat menjadi wahana bermanfaat bagi masyarakat Kuningan sehingga tahu sejarah muasal dari Kabupaten Kuningan.

Iip menambahkan, perjalanan panjang sejarah Kabupaten Kuningan itu juga perlu ditulis dalam bentuk literatur yang menarik. Karenanya, selain membangun Diorama Saba Kuningan, ditempat yang sama, juga diluncurkan Buku “Saba Kuningan”.

‘’Buku Saba Kuningan yang diketuai penulisannya oleh Prof Dr Nina Herlina, melengkapi diorama sebagai informasi mendalam tentang sejarah, budaya dan tradisi Kuningan. Buku ini adalah upaya kami untuk melestarikan dan memperkenalkan warisan kebudayaan dan sejarah Kuningan kepada generasi mendatang,’’ kata Iip.

Iip berharap, masyarakat terutama anak-anak peserta didik di Kabupaten Kuningan dapat berkunjung ke Diorama Saba Kuningan sebagai bentuk pengenalan jati dirinya. ‘’Saya imbau kepada kepala Dinas Pendidikan agar menyarankan anak-anak berkunjung ke sini sebagai upaya memperkenalkan sejarah Kuningan dan pengenalan jati dirinya sendiri,’’ kata Iip.

Sementara menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar, pihaknya mengapresiasi kehadiran Diorama Saba Kuningan. Dia menilai, keberadaan diorama itu sebagai bentuk mengarsipkan sejarah tentang Kuningan.

‘’Diorama adalah wujud akhir penyelematan terhadap arsip dimana masyarakat dapat melihat dan berkunjung secara langsung untuk mengetahui sejarah Kuningan,’’ katanya.

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement