Mengenal Bahasa Baku dan Bahasa Non-baku | kumparan.com

Mengenal Bahasa Baku dan Bahasa Non-baku

yuni sartika
saya seorang mahasiswi universitas pamulang
Konten dari Pengguna
15 Mei 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari yuni sartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://www.istockphoto.com/id/vektor/ilustrasi-vektor-gaya-datar-diskusikan-jejaring-sosial-berita-obrolan-gelembung-gm1014903134-273175022
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://www.istockphoto.com/id/vektor/ilustrasi-vektor-gaya-datar-diskusikan-jejaring-sosial-berita-obrolan-gelembung-gm1014903134-273175022
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bahasa baku dan non-baku adalah dua konsep yang penting dalam studi bahasa. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
A. Bahasa baku
Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang dianggap sebagai standar resmi atau formal dalam suatu komunitas bahasa. Ini adalah bentuk bahasa yang diakui dan dipilih oleh lembaga-lembaga resmi seperti pemerintah, lembaga pendidikan, atau media massa sebagai norma yang harus diikuti dalam komunikasi resmi dan formal. Bahasa baku memiliki aturan tata bahasa, ejaan, dan kosakata yang konsisten dan seringkali lebih stabil. Contoh bahasa baku dalam bahasa Indonesia adalah Bahasa Indonesia yang ditetapkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
B. Bahasa Non-baku
Bahasa non-baku merujuk pada variasi bahasa yang tidak dianggap sebagai standar resmi atau formal. Ini bisa berupa dialek, slang, atau variasi bahasa lain yang digunakan dalam konteks informal atau non-resmi. Bahasa non-baku sering kali mencerminkan variasi regional, subkultur, atau kelompok sosial tertentu dalam suatu masyarakat. Penggunaan tata bahasa, ejaan, dan kosakata dalam bahasa non-baku seringkali lebih fleksibel dan tidak selalu mengikuti norma-norma tata bahasa yang ketat. Contoh bahasa non-baku dalam bahasa Indonesia adalah bahasa gaul atau bahasa percakapan sehari-hari yang digunakan di lingkungan informal.
ADVERTISEMENT
Dalam prakteknya, bahasa baku dan non-baku tidak selalu terpisah secara tegas, dan batas antara keduanya sering kali kabur. Namun, pemahaman tentang kedua konsep ini penting dalam memahami variasi bahasa dan dinamika komunikasi dalam suatu masyarakat. Berikut beberapa ciri-ciri umum dari bahasa baku dan non-baku :
Bahasa Baku :
1. Resmi dan Formal : Bahasa baku digunakan dalam konteks resmi dan formal, seperti surat-menyurat resmi, pidato publik, atau dokumen resmi pemerintah.
2. Stabil dan Konsisten : Tata bahasa, ejaan, dan kosakata dalam bahasa baku cenderung lebih stabil dan konsisten. Aturan-aturan tata bahasa dipatuhi secara ketat.
3. Diakui oleh Lembaga Resmi : Bahasa baku diakui oleh lembaga-lembaga resmi seperti pemerintah, lembaga pendidikan, atau media massa sebagai standar yang harus diikuti dalam komunikasi formal.
ADVERTISEMENT
4. Digunakan dalam Media Massa dan Pendidikan : Bahasa baku sering digunakan dalam media massa, literatur, dan pembelajaran formal.
5. Lebih Tepat dan Jelas : Bahasa baku cenderung lebih tepat dan jelas dalam penyampaian informasi, karena aturan-aturan yang ketat dalam penggunaan kata-kata dan struktur kalimat.
Bahasa non-baku :
1. Informal : Bahasa non-baku digunakan dalam konteks informal atau non-resmi, seperti percakapan sehari-hari, obrolan dengan teman, atau media sosial.
2. Variasi Regional atau Sosial : Bahasa non-baku sering mencerminkan variasi regional, subkultur, atau kelompok sosial tertentu dalam suatu masyarakat.
3. Fleksibel dalam Tata Bahasa dan Ejaan : Penggunaan tata bahasa dan ejaan dalam bahasa non-baku seringkali lebih fleksibel dan tidak selalu mengikuti aturan tata bahasa yang ketat.
ADVERTISEMENT
4. Slang dan Istilah Khusus : Bahasa non-baku sering mengandung slang atau istilah khusus yang mungkin tidak familiar bagi orang yang tidak berasal dari lingkungan yang sama.
5. Berpengaruh oleh Perubahan Sosial : Bahasa non-baku cenderung lebih berubah seiring waktu dan dipengaruhi oleh perubahan sosial, tren, dan perkembangan dalam masyarakat.
Secara keseluruhan, perbedaan antara bahasa baku dan non-baku mencerminkan variasi dalam penggunaan bahasa dalam berbagai konteks sosial dan situasi komunikasi. Kesimpulannya adalah bahasa baku merupakan bahasa yang diakui secara resmi dan digunakan dalam konteks formal dan resmi, seperti surat-menyurat resmi, pidato publik, dan dokumen pemerintah yang bahasanya lebih stabil dan konsisten dalam penggunaan tata bahasa, ejaan, serta kosakata. Sedangkan bahasa non-baku adalah bahasa yang digunakan dalam konteks informal atau non-resmi seperti percakapan sehari-hari, obrolan dengan teman, atau media sosial yang bahasanya lebih fleksibel dalam penggunaan tata bahasa ejaan, seringkali mengandung slang atau istilah khusus yang mungkin tidak familiar bagi orang yang tidak berasal dari lingkungan yang sama.
ADVERTISEMENT