Strategi Berkomunikasi Terhadap Keluarga dan Larangan Berperilaku Boros Halaman all - Kompasiana.com
M IbnuMaulana
M IbnuMaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin jakarta

Saya seorang mahasiswa yang gemar membaca jurnal ataupun artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Berkomunikasi Terhadap Keluarga dan Larangan Berperilaku Boros

19 Mei 2024   01:41 Diperbarui: 19 Mei 2024   01:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Strategi Meningkatkan Komunikasi dalam Keluarga dan Mengatur Nikmat yang diberikan Allah SWT.

Dalam surah Al-Isra ayat 23-27

Faktor yang berkaitan tentang keimanan kepada allah :

  1. Tuhan hanya allah
  2. Beribadah hanya kepada allah
  3. Tidak syirik kepada allah
  4. Tidak menuhankan makhluk ciptaan allah

Dalam ayat 23-24 surah al-isra menyebutkan penghormatan kepada orang tua yaitu :

  1. Berucap santun kepada orang tua
  2. Bersikap sopan kepada orang tua
  3. Selalu mendoakan orang tua

Bahkan allah melarang berkata "ah" atau "uf" kepada orang tua.

 karena kata kata tersebut mengandung kejengkelan, kebosanan, keluhan dan sebagainya. Terlebih lagi berkata kasar, membentak atau menghardik, membelalak mata, atau yang lainnya, Dan allah memerintahkan kepada anak agar berkata mulia kepada orang tuanya. 


Ketika orang tua telah meninggal dan kita masih ingin berbakti dan memohon ampun kepada mereka kita bisa melakukan :

  1. Selalu mendoakan mereka
  2. Memintakan ampun untuk mereka
  3. Menunaikan janji mereka
  4. Menghormati teman teman mereka yang masih ada

Dalam hadist riwayat Tirmidzi, Hakim, Ibnu Hibban : "Ridha allah tergantung dari ridha kedua orang tua, dan murka allah tergantung dari murka kedua orang tua."

dan kunci kesuksesan adalah berbakti kepada kedua orang tua, tercantum dalam kisah pada zaman nabi yaitu kisah Uwais Al- Qarni.

Dan dalam hadist lain tercantum tentang doa kedua orang tua bagi anaknya seperti doa nabi bagi umatnya : "Do'a orang tua untuk anaknya bagaikan do'a Nabi untuk umatnya."(HR. ad-dailami).

Sebuah hadis dari Imam Musa Kazhim as menuturkan bahwa seseorang datang kepada Nabi saw dan bertanya kepada beliau tentang hak-hak orang tua. Beliau menjawab, "Orang tidak boleh memanggil keduanya dengan menyebut namanya secara langsung (mereka harus dipanggil dengan sebutan ayah-ibu). Orang tidak boleh berjalan di depan mereka manakala berjalan bersama; dan tidak boleh duduk-duduk di hadapan orang tuanya. Orang tidak boleh bertindak sedemikian rupa sehingga orang tuanya dipersalahkan karenanya. Dia tidak boleh berperilaku sedemikian rupa sehingga orang banyak mengatakan, 'Mudah-mudahan Al- lah tidak mengampuni ayahmu karena telah melakukan perbuatan seperti itu." (Ushl al-Kfi dan Tafsr ash-Shafi).

Diayat selanjutnya ini dalam surah al isra ayat 26-27 menjelaskan tentang nikmat yang diberikan dan harus dikemanakan nikmat tersebut, dan jikalau nikmat tersebut tidak digunakan dengan baik maka orang tersebut menjadi teman atau saudaranya setan.

Boros akan harta merupakan sikap tercela karna menghamburkan harta yang dimilikinya secara percuma.

Bersikap boros itu :

  • Membelanjakan harta tanpa di fikirkan terlebih dahulu.
  • Membelanjakan harta bukan kjalan yang benar.
  • Membelanjakan harta untuk maksiat.

Orang- orang yang melakukan keburukan, kerusakan, dan pemborosan akan harta tersebut menjadi teman setan dan menjadi orang yang :

  • Selalu kufur akan rezeki atau nikmat yang diberikan oleh allah SWT.
  • Menjadi orang yang melanggar perintah atau durhaka.
  • Mengajak teman yang lain kedalam kemaksiatan.

 

Maka dari itu kita sebagai umat nabi terakhir jadilah penerus sifat nabi yang hemat dan pandai mengatur akan nikmat yang diberikan oleh allah SWT.

Dilanjutkan dengan ayat dalam al quran surah al furqan 67 :

"Dan di antara sifat hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang apabila menginfakkan harta, mereka tidak berlebihan dengan menghambur-hamburkannya karena perilaku seperti inilah yang dikehendaki setan, dan tidak pula kikir yang menyebabkan dibenci oleh masyarakat."

Nah, diayat ini menjelaskan bagaimana seharusnya kita menjadi umat nabi muhammad saw, mengatur pemasukan dan pengeluaran harta yang kita dapatkan dan jika memiliki harta yang bisa dibilang lebih sebaikanya disedekahkan ataupun diinfakkan kepada orang yangn berhak menerimanya.

Dosen Pengampu Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Dr. Hamidullah Mahmud, Lc. M.A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun