Banyak Guru Terjerat Pinjol, Gaji Kecil Jadi Penyebabnya

AWASI PPDB. LAPORKAN PADA KAMI JIKA ADA DUGAAN KECURANGAN ATAU PEMERASAN OLEH OKNUM WARTAWAN PRMN.

Banyak Guru Terjerat Pinjol, Gaji Kecil Jadi Penyebabnya

- 18 Mei 2024, 12:25 WIB
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol.
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari 1.433 orang terjerat pinjaman online atau pinjol sepanjang 2023-2024. Ada banyak alasan yang melatari mereka terjerat pinjol. Sebanyak 542 orang karena latar belakang ekonomi, sedangkan 499 orang lainnya karena ingin mencairkan dana lebih cepat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebut 42 persen korban pinjol ilegal adalah guru atau pengajar.

Kedua, korban pinjol terbesar adalah mereka yang dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya 21 persen. Ketiga, ibu rumah tangga (18 persen). Keempat, karyawan (9 persen), dan pelajar (3 persen).

Diketahui, jumlah angka yang terjerat berasal dari guru lantaran disebabkan adanya faktor mendapatkan penghasilan atau upah yang rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan oleh para guru, sehingga mereka harus melakukan pinjol dan mengharuskan terkena hutang.

Berdasarkan data yang disampaikan, berikut 8 kalangan masyarakat paling banyak terjerat pinjol.

  • Guru: 42 persen
  • Korban PHK: 21 persen
  • Ibu Rumah Tangga: 18 persen
  • Karyawan: 9 persen
  • Pedagang: 4 persen
  • Pelajar: 3 persen
  • Tukang pangkas rambut: 2 persen
  • Pengemudi ojek online: 1 persen

 

Banyak Dosen Cari Sampingan

Banyaknya guru dan dosen yang terjerat pinjol tidak terlepas dari faktor minimnya gaji mereka. Serikat Pekerja Kampus (SPK) mendorong kesejahteraan dosen mendapatkan perhatian yang serius. SPK menilai, masih banyak dosen yang mendapatkan gaji bersih di bawah Rp3 juta, bahkan setelah bertahun-tahun mengajar.

Anggota Litbang SPK, Fajri Siregar, mengatakan, kecilnya upah memaksa dosen untuk mengambil pekerjaan sampingan. Hal ini diungkapkannya dengan merujuk penelitian yang dilakukan SPK pada 2023.

Fajri menyebutkan, sebanyak 76 persen responden dosen terpaksa mengambil pekerjaan sampingan. Hal itu berdampak kepada terbengkalainya tugas utama dosen karena tidak fokus di satu pekerjaan.

"Parahnya, dosen yang bekerja di universitas swasta jauh lebih rentan terhadap gaji rendah," kata dia, Rabu, 2 Mei 2024.

Fajri mengungkapkan, sebanyak 61 persen responden dosen merasa kompensasi yang mereka terima tidak sebanding dengan beban kerja serta kualifikasi mereka.

“Ada perasaan luas di antara dosen bahwa mereka kurang dihargai dan bisa mendapatkan lebih banyak di tempat lain, yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam tugas dosen,” katanya.***

Editor: Rio Rizky Pangestu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini


Dapatkan konten ekslusif "Langganan
sekarang
dan tetap
up to date!"
Email Address:

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network